Being A Lefty

by - 11:13 AM


Probably I shouldn’t laugh about someone’s faith, tapi ketika seseorang tiba-tiba bilang “Eh lo kidal? Ih gua aja yang masak, kan gak boleh masak pake tangan kiri, pamali” I couldn’t help myself. Yes, dikatain pamali kadang bisa bikin jiper juga , tapi menurut gua hal kayak gitu bener-bener konyol. Cuma masak, bukan makan yang memang harus menggunakan tangan kanan. Bukan cuma dalam hal masak-memasak, tapi sering kali keadaan gua yang naturally left-handed bikin orang-orang kaget dan gak jarang gua dianggap aneh. Juga selalu dianggap gak sopan ketika kita secara refleks mengambil sesuatu atau menyerahkan sesuatu dengan tangan kiri. Yah, gimana lagi, refleksnya beda.

Dianggap aneh juga dianggap keren. Exactly like an alien. Meskipun zaman udah semodern ini masih ada beberapa orang yang menganggap kidal itu ajaib. “Lho kidal?” “Dari kapan kidal?” “Kok gua baru tau lo kidal?” pertanyaan-pertanyaan tersebuh gak jarang gua denger kalau tiba-tiba gua corat-coret ditengah perkuliahan atau di waktu-waktu yang mengharuskan gua pake tangan kiri, karena untuk urusan MENULIS gua emang pake tangan kanan. Kok bisa? Kalo inget gimana proses gua yang kidal jadi terbiasa nulis pake tangan kanan itu mungkin merupakan dark ages nya gua.

Sedari dulu orang tua gua enggak panik karena ternyata nyokap gua juga seorang kidal tapi karena terbiasa diajarkan menggunakan tangan kanannya, beliau malah jadi seorang Ambidekster, seseorang yang bisa menggunakan tangan kiri dan kanan untuk fungsi yang sama. Gua yang kidal ini akhirnya mulai masuk sekolah dan siapa sangka kehidupan sekolah cukup menyiksa bagi gua. Dari mulai TK gua selalu dipaksa guru-guru untuk menggunkan tangan kanan ketika menulis. Sungguh merupakan hal yang menyedihkan. Sulitnya menyingkronkan antara otak dan gerak, di mana gua jadi lebih lambat dalam menulis dan berpikir. Gak jarang gua curu-curi menggunakan tangan kiri ketika guru tidak memerhatikan, dan gak jarang juga gua dimarahi ketika kedapatan menggunakan tangan kanan ketika menulis. Seorang guru bahkan pernah nyeletuk “Kidal sih jadi yang luka tangan kanan” ketika jari-jari tangan kanan gua terluka parah dan gak bisa dipake nulis. Masa sekolah dasar gua memang masa-masa kegelapan -__-

“Bertie: Let’s stick to medical history please. I’m naturally left-handed, which was considered inappropriate.
Lionel: And?
Bertie: I was punished. Now I’m right handed.”
(The King’s Speech, 2010)
Kebiasaan menggunakan tangan kanan ketika menulis ini terbawa hingga sekarang, dan tangan kiri gua sudah sulit untuk digunakan untuk kegiatan menulis. Hanya menulis ya, karena jika berhubungan dengan kegiatan selain menulis meskipun masih berhubungan dengan kertas dan pulpen, menggambar misalkan, tangan kiri gua bekerja lebih baik dibanding tangan kanan. Hampir keseluruhan kegiatan gua memang bertumpu pada tangan kiri dan otomatis ketika refleks tangan kiri gua yang lebih cepat. Sebagian mungkin sudah mengerti hal itu, sebagian tetap menganggap hal tersebut ‘pamali’.

Kidal itu kelainan. Yes, karena menurut penelitian semua bayi dalam kandungan itu right-handed, namun entah kenapa ketika dilahirkan ke dunia, beberapa dari bayi-bayi itu menjadi kidal dan belum ada penjelasan yang ilmiah maupun non-ilmiah tentang hal ini, namun ada dua faktor seseorang jadi kidal: kidal secara bawaan lahir dan kidal karena pola asuh. Diyakini penyebab kidal secara bawaan karena otak kanannya lebih dominan, sedangkan kidal karena pola asuh adalah karena sang anak melihat kebiasaan orangtuanya/pengasuhnya. Populasi kidal di dunia memang sangat sedikit, sekitar kurang lebih 10%. Di Indonesia sendiri mungkin jarang, apalagi dengan segala hal yang menganggap kanan itu lebih baik memaksa populasi kidal harus berhijrah jadi si kanan. Gua yakin hal ini pasti nyiksa banget karena jika si kidal dipaksa menggunakan tangan kanan, tentu hal tersebut berpengaruh ke perkembangan otaknya. Mikirnya jadi lambat, jadi kikuk, atau bahkan bisa jadi gagap. Belum lagi dikira aneh hal ini bisa menghambat kepercayaan diri. Dan satu lagi, kidal ini lebih di dominasi laki-laki dibanding perempuan. Jadi gua merupakan minoritas dari kaum minoritas. Ha!

Meskipun dianggap aneh, jadi kidal itu adalah anugrah karena biasanya lebih diuntungkan dalam beberapa hal.

Kreatif. Sudah bukan hal yang aneh lagi kalau anak kidal dianggap lebih kreatif, walaupun gak semuanya artsy. Hal ini tentu karena otak kanan yang mengatur kemampuan matematik seperti pengenalan dimensi ruang, persepsi, dan juga daya imajinasi bekerja lebih dominan dibanding otak kiri yang biasanya mengatur kemampuan berbicara, menulis, membaca atau hal yang berhubungan dengan angka dan huruf. Gak jarang si kidal lebih suka dan juga kemampuannya bisa lebih dalam hal menggambar, main game, atau melamun :D

Jago Multitasking. Salah satu juga kelebihan jadi orang kidal adalah otak kita bisa dipaksa mikir cepet. Hal ini berguna banget buat kehidupan sehari-hari dengan kegiatan yang berbeda-beda. Ketika beres-beres dan harus juga ngerjain kerjaan. Atau main video game sambil nonton film? Bisaaa. Semakin dominan kidalnya, semakin baik kemampuan multitaskingnya.

Have better memories. Meskipun gak berlaku buat semua orang kidal, namun beberapa orang yang kidal bisa mengingat sesuatu lebih baik dan lebih lama. Bisa mengingat memori dari masa kecil lebih banyak dari biasanya. Tapi hal ini juga bisa berlaku bagi yang gak kidal juga sih sebenernya. Namun, mungkin karena hal ini berkaitan dengan dominannya otak kanan, karena otak kanan cara kerjanya long term (jangka panjang) maka orang kidal lebih baik dalam mengingat memori-memori lama.

Masih banyak kemampuan-kemampuan lain yang dianggap dimiliki lebih oleh seorang anak yang kidal. Seperti dalam hal olahraga juga kepekaan emosi. Yang terpenting adalah, jika ada temen kalian yang kidal, jangan dianggap aneh dan jangan ditanya-tanyain mulu. Uda jelas kidal, masih aja ditanyain. Jika anak kalian menunjukan tanda-tanda kidal secara natural, jangan panik dan jangan dipaksa jadi right-handed, karena bakal berpengaruh terhadap psikisnya bahkan tak jarang berpengaruh terhadap prestasinya si sekolah. Meskipun dunia ini belum begitu ramah terhadap anak kidal, tapi berilah anak kalian pengertian kalau jadi kidal banyak keuntungannya.

Kidal itu emang kelainan, tapi karena udah alaminya begitu, selalu gua anggap sebagai anugrah, apalagi sekarang banyak yang bilang kidal itu keren. Hahaha :D Hidup kidal!

You May Also Like

0 komentar