Being A Lefty
Probably I shouldn’t laugh about someone’s faith, tapi ketika
seseorang tiba-tiba bilang “Eh lo kidal? Ih gua aja yang masak, kan gak boleh
masak pake tangan kiri, pamali” I couldn’t
help myself. Yes, dikatain pamali
kadang bisa bikin jiper juga , tapi menurut gua hal kayak gitu bener-bener
konyol. Cuma masak, bukan makan yang memang harus menggunakan tangan kanan. Bukan
cuma dalam hal masak-memasak, tapi sering kali keadaan gua yang naturally left-handed bikin orang-orang
kaget dan gak jarang gua dianggap aneh. Juga selalu dianggap gak sopan ketika
kita secara refleks mengambil sesuatu atau menyerahkan sesuatu dengan tangan
kiri. Yah, gimana lagi, refleksnya beda.
Dianggap aneh juga dianggap keren.
Exactly like an alien. Meskipun zaman
udah semodern ini masih ada beberapa orang yang menganggap kidal itu ajaib. “Lho
kidal?” “Dari kapan kidal?” “Kok gua baru tau lo kidal?” pertanyaan-pertanyaan
tersebuh gak jarang gua denger kalau tiba-tiba gua corat-coret ditengah
perkuliahan atau di waktu-waktu yang mengharuskan gua pake tangan kiri, karena
untuk urusan MENULIS gua emang pake tangan kanan. Kok bisa? Kalo inget gimana
proses gua yang kidal jadi terbiasa nulis pake tangan kanan itu mungkin merupakan
dark ages nya gua.
Sedari dulu orang tua gua enggak
panik karena ternyata nyokap gua juga seorang kidal tapi karena terbiasa
diajarkan menggunakan tangan kanannya, beliau malah jadi seorang Ambidekster, seseorang yang bisa
menggunakan tangan kiri dan kanan untuk fungsi yang sama. Gua yang kidal ini
akhirnya mulai masuk sekolah dan siapa sangka kehidupan sekolah cukup menyiksa
bagi gua. Dari mulai TK gua selalu dipaksa guru-guru untuk menggunkan tangan kanan
ketika menulis. Sungguh merupakan hal yang menyedihkan. Sulitnya menyingkronkan
antara otak dan gerak, di mana gua jadi lebih lambat dalam menulis dan
berpikir. Gak jarang gua curu-curi menggunakan tangan kiri ketika guru tidak
memerhatikan, dan gak jarang juga gua dimarahi ketika kedapatan menggunakan
tangan kanan ketika menulis. Seorang guru bahkan pernah nyeletuk “Kidal sih
jadi yang luka tangan kanan” ketika jari-jari tangan kanan gua terluka parah
dan gak bisa dipake nulis. Masa sekolah dasar gua memang masa-masa kegelapan
-__-
“Bertie: Let’s stick to medical history please. I’m naturally left-handed, which was considered inappropriate.
Lionel: And?
Bertie: I was punished. Now I’m right handed.”
(The King’s Speech, 2010)
|
Kebiasaan menggunakan tangan
kanan ketika menulis ini terbawa hingga sekarang, dan tangan kiri gua sudah
sulit untuk digunakan untuk kegiatan menulis. Hanya menulis ya, karena jika
berhubungan dengan kegiatan selain menulis meskipun masih berhubungan dengan
kertas dan pulpen, menggambar misalkan, tangan kiri gua bekerja lebih baik
dibanding tangan kanan. Hampir keseluruhan kegiatan gua memang bertumpu pada
tangan kiri dan otomatis ketika refleks tangan kiri gua yang lebih cepat.
Sebagian mungkin sudah mengerti hal itu, sebagian tetap menganggap hal tersebut
‘pamali’.
Kidal itu kelainan. Yes, karena menurut penelitian semua
bayi dalam kandungan itu right-handed,
namun entah kenapa ketika dilahirkan ke dunia, beberapa dari bayi-bayi itu
menjadi kidal dan belum ada penjelasan yang ilmiah maupun non-ilmiah tentang
hal ini, namun ada dua faktor seseorang jadi kidal: kidal secara bawaan lahir
dan kidal karena pola asuh. Diyakini penyebab kidal secara bawaan karena otak
kanannya lebih dominan, sedangkan kidal karena pola asuh adalah karena sang anak
melihat kebiasaan orangtuanya/pengasuhnya. Populasi kidal di dunia memang
sangat sedikit, sekitar kurang lebih 10%. Di Indonesia sendiri mungkin jarang,
apalagi dengan segala hal yang menganggap kanan itu lebih baik memaksa populasi
kidal harus berhijrah jadi si kanan. Gua yakin hal ini pasti nyiksa banget
karena jika si kidal dipaksa menggunakan tangan kanan, tentu hal tersebut
berpengaruh ke perkembangan otaknya. Mikirnya jadi lambat, jadi kikuk, atau
bahkan bisa jadi gagap. Belum lagi dikira aneh hal ini bisa menghambat
kepercayaan diri. Dan satu lagi, kidal ini lebih di dominasi laki-laki
dibanding perempuan. Jadi gua merupakan minoritas dari kaum minoritas. Ha!
Meskipun dianggap aneh, jadi kidal
itu adalah anugrah karena biasanya lebih diuntungkan dalam beberapa hal.
Kreatif. Sudah bukan hal yang aneh lagi kalau anak kidal dianggap
lebih kreatif, walaupun gak semuanya artsy.
Hal ini tentu karena otak kanan yang mengatur kemampuan matematik seperti
pengenalan dimensi ruang, persepsi, dan juga daya imajinasi bekerja lebih
dominan dibanding otak kiri yang biasanya mengatur kemampuan berbicara,
menulis, membaca atau hal yang berhubungan dengan angka dan huruf. Gak jarang
si kidal lebih suka dan juga kemampuannya bisa lebih dalam hal menggambar, main
game, atau melamun :D
Jago Multitasking. Salah satu juga kelebihan jadi orang kidal adalah
otak kita bisa dipaksa mikir cepet. Hal ini berguna banget buat kehidupan
sehari-hari dengan kegiatan yang berbeda-beda. Ketika beres-beres dan harus
juga ngerjain kerjaan. Atau main video
game sambil nonton film? Bisaaa. Semakin dominan kidalnya, semakin baik
kemampuan multitaskingnya.
Have better memories. Meskipun gak berlaku buat semua orang kidal,
namun beberapa orang yang kidal bisa mengingat sesuatu lebih baik dan lebih
lama. Bisa mengingat memori dari masa kecil lebih banyak dari biasanya. Tapi
hal ini juga bisa berlaku bagi yang gak kidal juga sih sebenernya. Namun, mungkin
karena hal ini berkaitan dengan dominannya otak kanan, karena otak kanan cara
kerjanya long term (jangka panjang) maka orang kidal lebih baik dalam mengingat
memori-memori lama.
Masih banyak kemampuan-kemampuan
lain yang dianggap dimiliki lebih oleh seorang anak yang kidal. Seperti dalam
hal olahraga juga kepekaan emosi. Yang terpenting adalah, jika ada temen kalian
yang kidal, jangan dianggap aneh dan jangan ditanya-tanyain mulu. Uda jelas
kidal, masih aja ditanyain. Jika anak kalian menunjukan tanda-tanda kidal
secara natural, jangan panik dan jangan dipaksa jadi right-handed, karena bakal berpengaruh terhadap psikisnya bahkan
tak jarang berpengaruh terhadap prestasinya si sekolah. Meskipun dunia ini
belum begitu ramah terhadap anak kidal, tapi berilah anak kalian pengertian
kalau jadi kidal banyak keuntungannya.
Kidal itu emang kelainan, tapi
karena udah alaminya begitu, selalu gua anggap sebagai anugrah, apalagi
sekarang banyak yang bilang kidal itu keren. Hahaha :D Hidup kidal!
0 komentar