Grown Up
Selalu karena ketiba-tibaan, come from nowhere. I wanna post something about grown up, cause I don’t
know exactly what grown up is. Ya, kadang kita sendiri pusing kan, ketika
orang bilang “jangan kayak anak kecil deh!” Padahal kita cuma joget-joget gak
jelas. -__- atau “kapan sih kamu mau dewasa?” padahal kita cuma nonton kartun. Well, I think we’ll never grown up or being adult, or, ya pokoknya tumbuh
dari anak-anak menjadi remaja, menjadi orang dewasa.
Aku gak pernah nyangka kalo bisa jadi sekarang.
Emang sekarang kenapa,kan? Ya dari seorang anak kecil yang tanpa dosa, jadi
remaja yang rumit, dan ya, sekarang jadi hmmm...belum dewasa-dewasa banget, kayaknya
-__- Buat aku sendiri, ketika dari umur
anak-anak ke belasan, seseuatu yang aku syukuri. Dari belasan tiba-tiba menjadi
20, dan sekarang menjadi 21, bersyukur pasti, tapi sangat-sangat mengagetkan. Faced the fact that I’m not a teenager
anymore is freak me out. Takut. Apa yang aku takutkan? I don’t know. Too much
problem in adult phase. Mulai berpikir untuk masa depan yang lebih baik
kadang juga bikin pusing sendiri. Can’t
we just being teenager forever? Hahaha.. Kalo Peter Pan pengen jadi
anak-anak terus, aku pengen jadi remaja terus -__-
Emang masa remaja aku indah banget ya sampai gak
mau jadi dewasa? Haha.. Sebenarnya, gak juga. Tapi memang masa yang paling
indah itu ya masa remaja. (tsaaah!) For me,
teenager phase tough me almost everything. I know that this life not as kind as you know ya di fase ini. Tahu
kalau A itu benar dan B itu salah, ya kadang kita mungkin memilih yang salah, but, you know, we learn how to make a
decision. Ketika mulai suka sama lawan jenis dan memutuskan pacaran atau
tidak. And I remembered, faced fact that my friend pregnant and
decided not to be a mother was freaked me out. Dari situ aku benar-benar jadi pemilih masalah
cowok. My mom warned me to be careful.
So, I decided to be careful everytime. Mungkin sebagian orang bilang
naïf, or some people said that I’m a
liar. But I know that I’ve never
taste ‘that’ sins, cause I decided to
chose NO. I didn’t want to. Haha.. Sebenarnya masa ini memusingkan juga,
tapi asik. Haha...
Waktu remaja pun kadang inget waktu kecil. Mamah
paling sering beliin Smarties dan Buavita rasa jeruk (sampe sekarang nyari
Smarties gak pernah nemu lagi -__-) Aku bahkan gak ngerti kenapa sekarang gak
suka-suka amat sama coklat. Ngebayangin kalo aku lagi menikmati coklat aja suka
bikin eneg -__- haha.. Life changes. I don’t know why I don’t like chocolate now.
Mungkin memang terlahir bukan untuk mainstream, ketika anak-anak lain tahu
coklat itu enak dan jadi digandrungi, I
decided to quit.hahaha. Tapi aku tahu waktu kecil, aku anak manis yang
lugu, muka polos yang kalo nangis pun gak pernah kedengeran suaranya. But I have an evil inside, probably. Kalau
berantem sama adek sendiri, selalu sadis, sama-sama sadis sih sebenernya, ampe
berdarah-darah -__- (oke itu bener.)
Pics from kid phase
Ya, itu cuma masa anak-anak dan masa remaja.haha.. I’m a strong girl or women now.hehe. I know what to decide if something happen to
me. Takut sama cowok? Haha..kadang, tapi mungkin karena sekarang sudah
besar, aku tahu caranya melawan. (just
kidding guys!!). Ya, jadi dewasa itu memang pilihan. Umurku memang semakin
bertambah setiap tahun, bulan, bahkan hari. Sebenarnya, jadi remaja bukanlah
benar-benar hal yang aku inginkan, aku butuhkan. All I need is, I just want to
be myself, di fase apapun dalam kehidupan. Aku gak mau seseorang, atau
sesuatu merubahku. Okay, merubah untuk menjadi lebih baik, tapi tidak merubah originally me. Diriku yang sesungguhnya.
I want people know me as me, everywhere,
every time. :)
1 komentar