#mahasiswasemesterakhir
Gak pernah menyangka kalau
ternyata jadi mahasiswa semester akhir itu berat, tidak seenteng yang gua kira.
Rasanya apa yang sudah diplan dari jauh-jauh hari torn in pieces. Woke up with worn
up feeling almost everyday. Questioning
so many things and doubt about everything. Sulit buat optimis lagi ketika
target yang sudah di tetapkan ternyata meleset. Salah gua di sebelah mana sih?
Pertanyaan yang lumrah sekali setiap ditolak bimbingan dan atau mesti revisi
terus. Pernah suatu waktu gua rasanya pengen nangis karena uda tiga minggu gak
jadi bimbingan mulu. Wasting my time.
Tiga minggu cuma nungguin bimbingan tanpa tahu mau ngapain lagi. Rasanya uda
keseeeel banget. Everything seems so
nonsense. Kesel nya uda tingkat kalau ditanya skripsi rasanya pengen nyekek
orang yang nanya dan ngomong “urusan lo apa nanya-nanya skripsi gua?” Ya,
sekesel itu rasanya.
Kadang kepikiran buat give up dan pulang. Tapi, nggak! Gua
selalu ngomong ke diri sendiri “You’re
not that weak, bitch!” Gua memang bukan satu-satunya yang bernasib gak
jelas. Banyak teman-teman gua juga yang juga bernasib sama. Kita semua saling
menguatkan dengan kata “semangat ya!” Iya, gua dan teman-teman gua butuh semangat
dan…pengertian. Almost a year, tapi
kerjaan gua di situ-situ aja. Sedihnya tuh udah di ubun-ubun.
Mesti ngapain lagi? Satu-satu nya
cara ya sabar. Setelah usaha, berdoa, ya yang terakhir adalah sabar. Gua
mungkin bisa sabar, tapi banyak hal yang bikin gua sabar juga serba salah.
Tapi, semua orang akan lulus pada waktunya. Mungkin sekarang bukan waktu buat
gua, jadi gua mesti sabar dan terus berusaha dan berdoa.
Tapi…ah sudahlah.
0 komentar